SURAKARTA, KRNH UNS – Ustadz Abdul Aziz Ma'arif menegaskan pentingnya bersyukur dan memanfaatkan waktu dengan...
Bahas Tentang Pemikiran Mohammad Abed Al-Jabiri
SURAKARTA, KRNH UNS – Muhammad Rizki Zailani, S.S., M.A. menyampaikan sedikit pemikiran seorang tokoh cendekiawan muslim kontemporer dan filsuf kontemporer yaitu Mohammad Abed Al-Jabiri yang menyoroti stagnasi peradaban islam kontemporer yang cenderung tidak berdaya menghadapi modernitas dari dunia barat. Topik ini disampaikannya pada Kultum Subuh Kampus Ramadan Nurul Huda UNS Surakarta, Kamis (27/3).
Dalam kultumnya, Muhammad Rizki menerangkan umat Islam dianggap sebagai pengikut daripada inovator dalam peradaban modern, berbeda dengan masa keemasan Islam yang dipenuhi dengan ilmuwan dan pemikir besar dulu. Abed Al-Jabiri mempertanyakan, “Apakah mungkin membangun renaissance atau kebangkitan Islam kembali sehingga kita bisa mendapati peradaban Islam seperti yang pernah ada?” Namun, tantangan terbesar saat ini adalah kecenderungan umat yang terjebak dalam romantisme kejayaan masa lalu serta pemahaman tekstual terhadap ajaran Islam tanpa mempertimbangkan perkembangan zaman.
Muhammad Rizki menjelaskan menurut pandangan Al-Jabiri menguraikan tiga aspek utama yaitu bayani, yang berfokus pada teks keagamaan; burhani, yang mengedepankan rasionalitas dan metode empiris; serta irfani, yang menitikberatkan pada aspek spiritual. Pada era keemasan Islam, ketiga elemen ini saling melengkapi, sehingga umat Muslim dapat berkontribusi besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disebutkan dalam kultum ini bahwa nsur burhani sering dipandang sebelah mata yang menyebabkan umat lebih banyak menjadi konsumen daripada pencipta. “Terkadang kita hanya sebagai pemakai, tidak tahu cara kerja bagaimana bandara, bagaimana cara kerja pesawat,” tambah Muhammad Rizki. Ia menambahkan untuk membangun kembali kejayaan Islam, umat harus menyeimbangkan ketiga elemen ini, agar ilmu pengetahuan berkembang sejalan dengan nilai-nilai keislaman dan mampu menjawab tantangan zaman.[ANI]