SURAKARTA, KRNH UNS — Menjemput Berkah Cinta Ramadan menjadi pokok bahasan utama Habib Ridho Baraqbah, S.Pd salah satu pengajar ponpes Darul Ilmi Semarang dalam kajian menjelang buka puasa pada acara ‘NGAJI’ (Ngabuburit di Masjid) Kampus Ramadan Nurul Huda UNS Surakarta, Minggu (9/3).

Di awal kajian, Habib Ridho Baraqbah mengutip hadis dari Tabrani, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi “Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan Ramadan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi ramadan,” jelasnya dalam hadis tersebut.

“Pada awal bulan Ramadan itu ada rahmat, di tengah bulan Ramadan ada  ampunan, di akhir bulan Ramadan terdapat pembebasan dari api neraka,” ujarnya. Ia menjelaskan bulan Ramadan merupakan bulan agung yang penuh barakah. “Barakah merupakan sesuatu apapun yang kita lakukan dan menambah kebaikan bagi kita. Bahkan waktu kita termasuk juga barakah di bulan Ramadan,” tambahnya.

Menyoroti orang-orang terdahulu yang juga berpuasa, tapi berbeda syariatnya atau caranya. Habib Ridho Baraqbah menjelaskan pahala itu tergantung pada bagaimana capeknya kita untuk mendapat pahala itu. “Semakin capek kita, maka akan semakin banyak pahalanya. Maka dari itu puasa Ramadan ini banyak pahalanya,” pungkasnya.

“Setiap amal ibadah seorang hamba akan kembali kepada diri masing-masing,” ungkap pengajar ponpes ini. Dalam artiannya, ini akan kembali dalam bentuk pahala. Setiap hal yang kita lakukan pahalanya ada hitungannya tersendiri, kecuali puasa.

Pengajar Ponpes Darul Ilmi Semarang ini juga menerangkan bahwa ada beberapa hal yang akan menjadikan tidak mendapatkan keberkahan selama bulan Ramadan, bahkan tidak mendapatkan ampunan dari Allah. “Yaitu orang yang durhaka kepada kedua orang tua, orang yang memutus tali silaturahmi, orang yang mempunyai dendam, dan orang yang minum-minuman keras,” tuturnya.[ANI]