SURAKARTA, KRNH UNS – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni sekaligus Ketua Takmir Masjid Nurul...
Kejujuran dalam Hukum, Keberkahan dalam Hidup

SURAKARTA, KRNH UNS – Sekertaris Senat Akademik Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Dr. Mohammad Jamin, S.H. M.Hum., menegaskan bahwa kejujuran adalah kunci dalam menegakkan hukum. Hal ini disampaikannya dalam Tarawih Edukatif pada kegiatan Kampus Ramadan Nurul Huda Universitas Sebelas Maret 1446 H. Surakarta, Selasa (4/3).
Dalam kultum yang bertajuk "Kejujuran dalam Hukum, Keberkahan dalam hidup", Prof. Mohammad Jamin mengutip firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 yang menegaskan bahwa ibadah puasa bertujuan menjadikan manusia bertakwa. Ia juga menjelaskan bahwa anggapan yang menyatakan manusia tidak bisa berbuat adil perlu dikaji lebih dalam. Islam justru menuntut umatnya untuk menegakkan keadilan sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah. Firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 58 menegaskan bahwa hukum harus ditegakkan dengan adil tanpa membeda-bedakan etnis, golongan, atau status sosial.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa menegakkan hukum tidak selalu berarti menegakkan keadilan. Jika seseorang berhukum, maka ia harus berhukum dengan adil. Sebagai contoh, dalam sejarah, seorang pencuri dibawa kepada Khalifah Umar bin Khattab untuk dihukum potong tangan. Namun, setelah diteliti, ternyata pencuri tersebut melakukan tindakannya karena kelaparan, sementara majikannya tidak memberikan hak yang seharusnya. Umar memutuskan bahwa pencuri tersebut tidak bersalah, sementara majikannya yang harus bertanggung jawab. Keputusan ini menunjukkan bahwa hukum tidak hanya berdasarkan teks semata, tetapi juga harus mempertimbangkan konteks dan keadilan. Namun, sering kali hukum dalam praktiknya penuh dengan manipulasi.
Ia juga mengulas tentang proses pembuatan hukum, yang sering kali dibuat demi kepentingan golongan tertentu. Hukum diibaratkan sebagai jaring laba-laba, di mana hukum bisa dengan mudah menjerat yang lemah, tetapi tidak mampu menahan mereka yang kuat. Selain itu, hukum juga seperti pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas, yang berarti sering kali hukum lebih keras kepada rakyat kecil tetapi tidak berlaku sama bagi mereka yang memiliki kekuasaan.
Sebagai penutup, Prof. Mohammad Jamin menekankan bahwa kejujuran adalah pondasi utama dalam berhukum. Hadis Nabi menyebutkan bahwa kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa manusia ke surga. Firman Allah dalam Surah At-Talaq juga mengingatkan bahwa kejujuran dalam hukum merupakan bagian dari ketaatan kepada-Nya. “Melalui bulan puasa ini, kita dapat memupuk kejujuran, karena puasa mendidik kita untuk selalu bersikap jujur dalam setiap tindakan,” tutupnya. [AUL]