Pendidikan dan Inovasi sebagai Kunci Kemajuan

post-thumb

SURAKARTA, KRNH UNS – Direktur Direktorat Perencanaan, Kerjasama, Internasionalisasi, dan Reputasi Ibrahim Fatwa Wijaya, S.E., M.Sc., Ph.D., menekankan pentingnya perubahan pola pikir umat Islam dalam menghadapi tantangan ekonomi dan pendidikan di era modern. "Salah satu penyebab kemunduran di negara-negara Muslim adalah paham fatalisme, yakni keyakinan bahwa segala sesuatu sudah ditentukan oleh Allah sehingga mengurangi semangat untuk bekerja keras dan berinovasi," ujarnya. Hal ini disampaikannya dalam Tarawih Edukatif pada kegiatan Kampus Ramadan Nurul Huda Universitas Sebelas Maret 1446 H. Surakarta, Senin (24/3).

Menurutnya, sejarah mencatat bahwa Islam pernah mengalami masa kejayaan pada abad ke-7 hingga ke-13 dengan kemajuan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, dan inovasi. "Banyak penemuan penting seperti angka desimal, kopi, dan gula berasal dari dunia Islam dan memengaruhi perkembangan dunia Barat. Ini menunjukkan bahwa Islam bukanlah agama yang identik dengan kemunduran," tegasnya. Namun, saat ini sistem pendidikan di negara-negara Muslim masih kurang mendorong pemikiran kritis dan inovasi, yang menjadi faktor utama stagnasi perkembangan.

Sebagai solusi, Ibrahim Fatwa Wijaya menegaskan bahwa umat Islam harus memperbaiki sistem pendidikan dan mendorong kreativitas serta daya saing dalam berbagai bidang. "Jika kita ingin kembali berjaya, kita harus menanamkan pola pikir yang lebih inovatif, kompetitif, dan produktif sejak dini. Pendidikan bukan hanya soal hafalan, tetapi juga bagaimana kita memecahkan masalah dan berkontribusi bagi masyarakat," tutupnya. [AUL]

Post terkait


post-thumb

SURAKARTA, KRNH UNS – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni sekaligus Ketua Takmir Masjid Nurul...