KRNH UNS - Tips Jaga Eksistensi Ibadah Hingga Akhir Ramadan oleh Ustadz Abdurrahman bin Umar Assegaf

post-thumb

SURAKARTA, KRNH UNS — Menjaga Eksistensi Ibadah Hingga Akhir Ramadan menjadi pokok bahasan utama Ustadz Abdurrahman bin Umar Assegaf, S.Pd., M.Pd. dalam kajian menjelang buka puasa ‘NGAJI’ (Ngabuburit di Masjid) Kampus Ramadan Nurul Huda UNS Surakarta, Kamis (13/3).

“Ramadan menjadi ibadah nikmat yang tiada tara,” ujar Ustadz Abdurrahman di awal kajian. Ia menjelaskan bahwa Ramadan ialah musim kebahagiaan dan musim kenikmatan, yang mana suara adzan terdengar keras dan masjid menjadi kemajuan shaf. 

Namun, mengapa masjid ramai hanya di awal Ramadan saja dengan kemajuan shaf? “Karena umat sekarang, semangat ibadah Ramadan hanya di awal saja dan ingin mendapatkan hadiah misalnya makanan dan takjil, padahal seharusnya ibadah menjadi niat utama apalagi di bulan Ramadan,” jelas Ustadz Abdurrahman.

Dalam penyampaiannya, ustadz Abdurrahman bin Umar Assegaf menyebutkan terdapat orang yang melakukan ibadah tetapi mendapatkan kurang pahala, begitupun sebaliknya. “Maka dari itu solusinya adalah menanamkan niat yang tulus dalam hati untuk beribadah dengan sepenuh hati serta terus berkembang dalam keimanan dari awal hingga akhir Ramadan,” ungkapnya.

Assatid Madrasah Riyadul Ilmi Surakarta ini mengungkapkan “Setiap kita melakukan maksiat pasti ada rasa kecewa, tetapi tanpa disadari kita melakukannya lagi dan lagi,” pungkasnya. Ia juga menegaskan jika itu sudah menjadi kebiasaan, seseorang justru merasa tidak puas jika tidak melakukannya. 

Tips Agar Tetap Menjaga Eksistensi di Bulan Ramadan

Seseorang perlu menjaga istiqomah dan terus meningkatkan kualitas ibadah seiring bertambahnya usia. “Misalnya, di usia 20 tahun bisa mulai menambah salat Dhuha, usia 25 tahun menambah salat Tahajud, usia 30 tahun melaksanakan salat Rawatib, dan usia 40 tahun ke atas lebih fokus pada keistiqomahan dalam ibadah,” tutur Ustadz dalam kajian.

Selain itu, introspeksi diri juga menjadi hal penting dalam menjaga keberlanjutan ibadah. “Setiap hari kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah hari ini kita sudah lebih baik dari hari sebelumnya? Hidup harus memiliki deadline agar ibadah semakin meningkat,” tambahnya. Dengan demikian, Ramadan menjadi momen untuk terus bertumbuh dalam keimanan dan kedekatan dengan Allah.

“Jika seseorang istiqomah dalam beribadah, insyaAllah jaminannya adalah surga. Namun, bagi yang belum beribadah hingga akhir hayat tetapi masih memiliki iman, mereka akan masuk neraka untuk disucikan sebelum ke surga. Satu hari di neraka setara dengan 1.000 hari di dunia,” tutup ustadz di akhir kajiannya.[ANI]

Post terkait


post-thumb

SURAKARTA, KRNH UNS – Ketua Program Studi S2 Linguistik Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr. Arifuddin,...

post-thumb

SURAKARTA, KRNH UNS –  Pengajar Majelis Al Hidayah Pasar Kliwon Surakarta Habib Haidar Al Jufri...